Hidup berjalan begitu kita sadari akan detik yang berlalu ataupun ntah kita cuek akan perjalannanya hingga kita tertegun pada momentumnya.
Terkadang kita rasakan waktu ini menipu kita, karena ia berjalan tanpa permisi dulu...... haha
sungguh kita merasa menyesal dikala kita tidak menjadi pilotnya akan waktu, dan kita begitu bahagia waktu ini berlalu tanpa kita sadari, bahakan ujaran kesetujuan akan waktu sebagai penjawab semuanya, dan terkadang kita biarkan waktu tanpa kita sadari memperkosa kita dan kita pun merasa lumpuh akanya.
Ingatkah kita akan nasib kita yang sesungguhnya?
Terkadang kita rasakan waktu ini menipu kita, karena ia berjalan tanpa permisi dulu...... haha
sungguh kita merasa menyesal dikala kita tidak menjadi pilotnya akan waktu, dan kita begitu bahagia waktu ini berlalu tanpa kita sadari, bahakan ujaran kesetujuan akan waktu sebagai penjawab semuanya, dan terkadang kita biarkan waktu tanpa kita sadari memperkosa kita dan kita pun merasa lumpuh akanya.
Ingatkah kita akan nasib kita yang sesungguhnya?
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Dari ayat tersebut kita dapat menarik garis emas hidup ini, iaitu sungguh kita menjadi sesorang yang merugi dalam perjalanan yang panjang ini, namun jangan khawatir Allah yang maha bijaksana selalu meneunjukki kita, bahwa untuk tidak merugi ialah dengan memiliki keimanan, Syaikh Sholeh Alu Syaikh berkata bahwa iman di dalamnya harus terdapat perkataan, amalan dan keyakinan. Keyakinan (i’tiqod) inilah ilmu. Karena ilmu berasal dari hati dan akal. Jadi orang yang berilmu jelas selamat dari kerugian.
Untuk menjadi pilot akan waktu ini, kita harus menjalani semuanya dengan amal sholeh, yang melakukan seluruh kebaikan yang lahir maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunnah.
Dalam menjalani waktu ini, kita akan temukan batu besar, krikil yang kecil namun membuat kita terjatuh, untuk itu kita perlu akan nasihat akan perjalanan ini, butuh akan support sebagai pengisi hidup ini, karena kita butuh solusi dan allah pun menunjukkan dan membantu kita melewati orang lain disana perlunya kita akan silaturrahmi.
Hubungan kebenaran dan kesabaran sungguh tak dapat kita pisahkan karena itulah hal yang saling melengkapi, untuk saling mensehati sahabat kita butuh akan kebenaran kesabaran karena setiap kita semakin tumbuh maka akan tumbuh pula ideologi ideologi kita, terkadang ia tumbuh bersama kebenaran mauun di semak belukar kesalahan.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
هذه السورة لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هي لكفتهم
“Seandainya Allah menjadikan surat ini sebagai hujjah pada hamba-Nya, maka itu sudah mencukupi mereka.” Sebagaimana hal ini dinukil oleh Syaikh Muhammad At Tamimi dalam Kitab Tsalatsatul Ushul.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang sukses dan selamat dari kerugian dunia lan akhirat.
"untuk kebenaran maka kita harus memiliki kesabaran untuk mendapatkanya butuh perjuangan "
miftahul 'ilmi
Komentar
Posting Komentar